Saturday, 2 April 2016

SIFAT-SIFAT WAJIB ALLAH & Penjelasannya

SIFAT WAJIB ALLAH - Sifat wajib Allah adalah sifat yang pasti dimiliki oleh Allah. Sifat wajib bagi Allah ini harus kita yakini apabila kita beriman kepada Allah. Sifat wajib Allah ada 20.
13 sifat wajib Allah merupakan sifat Ma’ani dan 7 sifat lainnya tergolong sifat Ma’nawiyyah. Berikut ini adalah 20 sifat wajib Allah yaitu :

1.      Wujud (Ada)
Wujud dalam bahasa Indonesia berarti ada. Kebalikannya yaitu Adam yang artinya tiada. Sifat wujud Allah berarti Allah itu pasti ada dan keberadaannya tanpa ada perantara sesuatu dan tanpa ada yang mewujudkan atau menciptakan. Keberadaan Allah tidak memiliki permulaan baginya.  Adanya alam beserta isinya merupakan tanda bahwa Allah SWT ada. Sifat wujud Allah tidak akan berujung pada suatu ketiadaan. Artinya, Allah akan selalu ada sampai kapanpun. Sifat wujud Allah menunjukkan bahwa Allah itu selalu ada kapanpun, dimanapun, dan dalam berbagai kondisi.
Dalil sifat wujud :
إنني أناالله لاإله إلا أنا فاعبدنيي وأقم الصلاة لذكري(طه(14,

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang sebenarnya)selain Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS.Thaha : 14)


2.      Qidam (Dahulu)
Qidam dalam bahasa Indonesia artinya dahulu. Kebalikan dari sifat ini adalah huduts yang artinya baru atau permulaan. Sifat Allah Qidam menunjukkan bahwa Allah ada sebelum makhluk ada dan keberadaanya tanpa memiliki permulaan. Maksudnya, Allah ada tanpa ada yang menciptakan. Beda halnya dengan meja atau kursi yang keberadaannya membutuhkan pengrajin kayu. Allah sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam tentunya Allah ada sebelum segala sesuatu ada dan keberadaan Allah ada tanpa memiliki permulaan.
Dalil sifat Qidam :
هوالأول والأخر والظاهر والباطن وهو بكل شيء عليم  (الحديد,3)

 “Dialah yang awal dan yang akhir yang zhahir dan yang bathin: dan dia maha mengetahui segala sesuatu,” (QS. Al-Hadid : 3)


3.      Baqa’ (Kekal)
Baqa’ dalam bahasa Indonesia berarti kekal. Kebalikan dari sifat baqa’ adalah fana’ , yang artinya dapat rusak atau tidak kekal. Sifat Allah baqa’ menunjukkan bahwa Allah itu maha kekal dan senantiasa ada. Allah tidak akan mengalami kebinasaan atau rusak. Allah akan ada selama-lamanya dan tidak akan binasa serta senantiasa mengatur ciptaan-ciptaannya. Allah akan selalu ada dan keberadaannya tidak akan berujung pada ketiadaan.
Dalil sifat baqa’ :
كل من عليها فان ويبقى وججه ربك ذو الجلال والإكرام (الرحمن,26-27)

“semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman : 26-27)


4.      Mukhalafatuhu lil-hawaditsi (Berbeda dengan makhluk)
Kebalikan dari sifat Allah Mukhalafatuhu lil-hawaditsi  yaitu mumatsaalatuhu lil-hawaditsi yang artinya sama dengan segala yang baru. Segala yang baru maksudnya yaitu makhluk. Sifat Allah Mukhalafatuhu lil-hawaditsi menunjukkan bahwa Allah SWT pasti berbeda dengan segala yang baru (makhluk). Perbedaan Allah dengan makhluk mencakup segala hal, baik dalam sifat, dzat, maupun perbuatannya. Seorang mukmin tidak diperbolehkan untuk membahas dzat Allah SWT karena ia tidak akan mampu untuk melakukannya. Orang yang membahas dzat Allah, maka orang itu kufur dan syirik. Sesungguhnya apa yang dapat didengar, apa yang dapat dilihat, apa yang dapat dirasakan, dan segala sesuatu yang terbersit di hati itu bukanlah Allah SWT dan Allah tidak menyerupai itu. Tak ada satupun yang dapat menyerupai Allah. Tidak ada makhluk yang menyerupai Allah.
Dalil sifat Mukhalafatuhu lil-hawaditsi :
ليس كمثله شيء وهوالسميع البصير (الشورى,11)

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat.”(QS. As-Syura : 11)





5.      Qiyamuhu binafsihi (Berdiri sendiri)
Sifat Allah Qiyamuhu binafsihi menunjukkan bahwa Allah tidak membutuhkan apapun dan siapapun. Berbeda dengan makhluk yang membuhkan sesuatu yang lain di luar dirinya. Allah SWT Maha kuasa untuk mewujudkan sesuatu tanpa membutuhkan bantuan makhluk-Nya. Allah AWT menciptakan alam semesta beserta isinya tanpa membutuhkan bantuan apapun dan siapapun. Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Allah memrintahkan untuk beribadah bukan karena Allah membutuhkan kita sebagai makhluk-Nya. Tetapi, itu semua mengandung manfaat besar yang akan dirasakan oleh orang-orang yang melaksanakannya. Kebalikan dari sifat Qiyamuhu binafsihi adalah ihtiyaju li ghairihi yang artinya butuh kepada lainnya atau membutuhkan yang lain. Maksudnya yaitu butuh kepada makhluk-Nya.
Dalil sifat Qiyamuhu binafsihi :
إن الله لغني عن العالمين (العنكبوت,6)

“Sesungguhnya  Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. ” (QS. Al-Ankabut : 6)


6.      Wahdaniyat (esa/satu)
Wahdaniyat dalam bahasa Indonesia berarti esa. Kebalikan dari sifat ini adalah sifat ta’addud. Yang berarti berbilangan atau lebih dari satu. Sifat wahdaniyat Allah SWT menunjukkan bahwa Allah SWT satu/esa. Allah SWT hanya ada satu dan tidak ada tihan selain Dia. Allah SWT esa dalam dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya.
Satu dalam Dzat. Berarti Allah adalah dzat yang satu, tidak tersusun dari beberapa unsure atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai Dzat allah SWT.
Satu dalam sifat beerarti sifat Allah SWT tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan tidak ada satupun dzat yang menyamai sifat Allah SWT.
Satu dalam perbuatan berarti hanya Allah SWT yang memiliki perbuatan. Dan tidak satupun yang dapat menyamai perbuatan Allah SWT.
Dalil sifat Wahdaniyat :
قل إنما يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد فهل أنتم مسلمون (الأنبياء,108)

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan0tuhan selain Allah, tentunya keduanya itu telah rusak dan binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. ” (QS. Al-Anbiya’: 22)


7.      Qudrat (Kuasa)
Qudrat berarti kuasa. Kebalikan dari sifat ini adalah al-ajzu’ yang berarti lemah. Sifat qudrat menunjukkan bahwa Allah SWT maha kuasa dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Kekuasaan Allah SWT meliputi segala sesuatu. Allah SWT berkuasa untuk mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu yang di kehendaki-Nya. Alam semesta beserta segala isinya yang menakjubkan menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa. Sehingga allah mampu untuk menciptakan itu semua.
Dalil sifat qudrat :
والله على كل شيء قدير (الحشر,6)

“Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Hasyr :6)


8.        Iradah (berkehendak)
Iradah berarti berkehendak. Kebalikan dari sifat Iradah adalah al-karahah, yang berarti terpaksa. Sifat Allah iradah menunjukkan bahwa Allah SWT berkehendak, dan tidak seorang pun yang mampu menahan kehendak Allah SWT. Segala sesuatu yang terjadi di dunia berjalan sesuai sengan kehendak Allah SWT. Alam semesta beserta isinya ada karena adanya kehendak Allah SWT.
Dalil sifat  Iradah :
قل فمن يملك لكم من الله شيئا إن أراد أن بكم نفعا بل كان الله بما تعملون خبيرا (الفتح,11)

“Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.””
(QS. Al-Fath : 11)

إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون (يس,82)

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : “Jadilah !” maka terjadilah ia.” (QS. Yasin : 82)


9.      Ilmu (mengetahui)
Ilmu berarti mengetahui. Kebalikan dari sifat ini adalah al-jahlu yang artinya bodoh. Sifat Allah ilmu menunjukkan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu. Allah menggetahui segala sesuatu yang dciptakan—Nya. Allah mengetahui dengan jelas semua perkara yang tampak maupun yang samar, tanpa ada perbedaan antara keduanya. Allah mengetahui segala sesuatu yang telah kita perbuat.
Dalil sifat ilmu :
إنه يعلم الجهر  وما يخفي (الأعلى,7)

“Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” (QS. Al-A’la :7)

10.  Hayat (hidup)
Sifat hayat berarti hidup . kebalikan dari sifat hayyat adalah al-mautu, yang berarti mati. Sifat Allah hayyat menunjukkan bahwa Allah SWT maha hidup, dan hidup Allah SWT adalah kehidupan yang kekal abadi, tidak pernah atau tidak akan mati.
Dalil sifat hayyat :
وتوكل على الحي الذي لايموت وسبح بحمده وكفى به بذنوب عباده خبيرا (الفرقان,58)

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan mwmuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon : 58)

11.  Sama’ (mendengar)
Sama’ berarti mendengar. Kebalikan dari sifat sama’ adalah al-shamamu, yang berarti tuli. Sifat Allah Sama’ menunjukkan bahwa Allah maha mendengar. Allah SWT mendengar jelas semua yang diucapkan hamba-Nya. Allah SWT maha mendengar segala sesuatu baik ataupun jelek yang bersifat lahir maupun batin. Sesungguhnya pendengaran Allah SWT tidak sama dengan pendengaran manusia yang bisa dibatasi ruang dan waktu.
Dalil sifat sama’ :
إنه هوالسميع العلليم (الدخان,6)

“Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ad-Dukhan : 6)


12.  Bashor (melihat)
Bashor berarti melihat. Kebalikan dari sifat bashor adalah al-a’ma, yang berarti buta. Sifat Allah bashor menunjukkan bahwa Allah SWT maha melihat segala sesuatu. Baik yang tampak ataupun yang samar. Allah melihat segala sesuatu dengan jelas.
Dalil sifat bashor :
فاطر السماوات والأرض جعل لكم من أنفسكم أزواجا ومنالأنعام أزواجا يذرءكم فيه ليس كمتله شيء

 وهو السميع البصير (الشورى,11)

“Dia menciptakan langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri berpasangan-pasangan supaya dan dari jenis binatang ternak berpasangan-pasangan(pula), dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. ” (QS. As-Syura’ : 11)


13.  Kalam (berfirman)
Kalam berarti berfirman. Kebalikan dari sifat kalam adalah al-bakamu, yang berarti bisu. Sifat kalam Allah menunjukkan bahwa Allah SWT maha berfirman. Firman Allah SWT tidak sama seperti perkataan manusia yang terdiri dari suara dan susunan kata-kata. Firman Allah SWT tanpa ada suara dan kata-kata. Adanya al-qur’an menunjukkan bahwa Allah SWT berfirman.
Dalil sifat kalam :
ورسلا قد قصصناهم عليك من قبل و رسلا لم نقصصهم عليك وكلم الله موسى تكليما (النساء,164)

“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang yidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” (QS. An-Nisa’ : 164 )


Tiga belas sifat wajib diatas tersebut tergolong sifat Ma’ani. Yaitu sifat yang pasti ada pada Dzat Allah.
Sedangkan tujuh sifat lainnya tergolong sifat Ma’nawiyyah. Yaitu sifat yang mulazimah (menjadi akibat) sifat ma’ani. Yaitu :

14.  Qodiron (Maha berkuasa)
Sebagai akibat dari sifat qudrot-Nya Allah. Dengan adanya sifat qudrot (kuasa) maka Allah menjadi maha berkuasa. Kebalikan dari sifat ini adalah ajizan.

15.  Muridan (Maha berkehendak)
Sebagai akibat dari sifat iradah-Nya Allah. Dengan adanya sifat iradah (berkehendak) maka Allah menjadi maha berkehendak. Kebalikan dari sifat ini adalah karihan

16.  Aliman (maha mengetahui)
Sebagai akibat dari sifat ilmu-Nya Allah. Dengan adanya sifat ilmu (mengetahui) maka Allah menjadi maha mengetahui. Kebalikan dari sifat ini adalah jahilan.

17.  Hayyan (maha hidup)
Sebagai akibat dari sifat hayat-Nya Allah. Dengan adanya sifat hayat (hidup) maka Allah menjadi maha hidup. Kebalikan dari sifat ini adalah mayyitan.

18.  Sami’an (maha mendengar)
Sebagai akibat dari sifat sama’-Nya Allah. Dengan adanya sifat sama’ (mendengar) maka Allah menjadi maha mendengar. Kebalikan dari sifat ini adalah ashom.

19.  Bashiran (maha melihat)
Sebagai akibat dari sifat bashor-Nya Allah. Dengan adanya sifat bashor (melihat) maka Allah menjadi maha melihat. Kebalikan dari sifat ini adalah a’ma.

20.  Mutakalliman (maha berbicara/ berfirman)
Sebagai akibat dari sifat kalam-Nya Allah. Dengan adanya sifat  kalam (berfirman) maka Allah menjadi maha berfirman. Adanya al-qur’an menunjukkan bahwa Allah SWT maha berfirman. Kebalikan dari sifat ini adalah abkamu.





No comments:

Post a Comment