Contoh Analisis Drama | Analisis Drama “Kehormatan di Balik Kerudung”
-Judul drama : Kehormatan di Balik Kerudung.
-Tempat pementasan/ stasiun televisi : Laptop.
-Waktu pementasan/penayangan : Sabtu, 27 Oktober 2012. Pukul 14:16 WIB
-Para pemain/ pelaku drama :
1. Syahdu
2. Ifand
3. Ratih
4. Nazmi
5. Sofia
6. Andi
7. Ibu Syahdu
8. Kakek Syahdu
9. Nenek Syahdu
10. Ibu Ifand
11. Ibu Nazmi
12. Papa Nazmi
13. Penghulu
14. Dokter
-Karakter tokoh drama :
1. Syahdu : Setia, peduli, penyayang, rela berkorban demi Ibunya, sensitif, mudah cemburu, susah dalam melupakan kenangannya, menghormati dan menghargai orang lain, tidak dapat mengendalikan emosi dan perasaannya, patuh.
2. Ifand : Setia, religius, peduli, pengertian, penyayang, sabar, tabah, sangat menjaga perasaan wanita, tegas, sopan santun, bijaksana, susah dalam melupakan kenangannya, dapat mengendalikan emosi dan perasaannya, sangat patuh terhadap orangtuanya, menghormati dan menghargai orang lain (terutama orang yang lebih tua).
3. Sofia : Setia, penyayang, peduli, sopan santun, rela berkorban demi orang yang dicintainya, lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri, menghormati dan menghargai orang lain, sabar, tabah, religius, dapat mengendalikan emosi dan perasaannya, suka membantu orang lain.
4. Ratih : peduli, penyayang, mengormati dan menyayangi orang yang lebih tua darinya, patuh, suka membantu orang lain.
5. Nazmi : egois, mudah marah, memaksakan kehendak, melakukan perbuatan apa saja demi memenuhi apa yang diinginkannya, membantu orang lain karena ada maksud tertentu.
6. Andi : menghormati dan menghargai orang lain, peduli, patuh.
7. Ibu Syahdu : penyayang, sabar dan tabah, peduli.
8. Ibu Ifand : penyayang, peduli, bijaksana.
9. Kakek Syahdu : tegas, bijaksana, penyayang, mengormati dan menghargai orang lain.
10. Nenek Syahdu : penyayang, peduli, mengormati dan menghargai orang lain.
11. Papa dan Ibu Nazmi : sangat menyayangi anaknya (Nazmi).
-Latar cerita drama
1. *Latar tempat : Pekalongan, Probolinggo.
2. *Latar waktu : Sepanjang hari.
3. *Latar Suasana : Mengharukan.
Daftar adegan :
1. Di suatu pagi, Syahdu terbangun dari tidurnya. Syahdu teringat akan kenangan pahitnya dengan Nazmi.
2. Di dekat sungai, Syahdu membicarakan rencananya untuk pergi rumah nenek & kakeknya di pekalongan kepada Ratih, Adiknya.
3. Sebelum Syahdu berangkat ke Pekalongan, Syahdu pamit terlebih dahulu kepada Ibunya.
4. Ketika baru memulai perjalanannya, Ratih tiba-tiba menemui Syahdu untuk melepas kepergian kakaknya tersebut.
5. Dalam perjalanan, Syahdu bertemu dengan Nazmi yang saat itu sedang mengendarai mobilnya.
6. Nazmi mengantarkan Syahdu ke Stasiun kereta api.
7. Setelah sampai di Stasiun, Nazmi pamit kepada Syahdu karena tidak ada lagi yang dapat ia bantu.
8. Saat Syahdu duduk di sebuah kursi guna menunggu kedatangan kereta api tumpangannya, Seorang laki-laki tiba-tiba duduk di sebelah Syahdu dan menawarinya roti.
9. Laki-laki tersebut hendak pergi karena ia merasa kehadirannya telah menganggu Syahdu.
10. Syahdu melarang orang tersebut untuk pergi dan membiarkannya duduk sebangku dengannya.
11. Laki-laki itu berbincang-bincang dengan Syahdu dan mengatakan bahwa ia terkesan dengan Syahdu.
12. Sesekali Syahdu tersenyum dan agak salah tingkah.
13. Syahdu mengalihkan pandangannya ketika Laki-laki tersebut berkata kepada Syahdu bahwa Kereta api tumpangan Syahdu telah tiba.
14. Syahdu mengambil buku milik laki-laki tersebut saat Syahdu hanya mendapati buku yang sedari tadi dipegang oleh laki-laki tersebut tergeletak di kursi tempat ia duduk tadi.
15. Syahdu memasuki kereta api tumpangannya dengan diselimuti rasa heran.
16. Dalam perjalanan di kereta api, Syahdu memikirkan laki-laki tersebut.
17. Syahdu membuka buku milik laki-laki tersebut dan tersenyum ketika melihat isinya.
18. Ketika Syahdu tiba di Pekalongan, Andi (adik sepupu Syahdu) mengantarkan Syahdu ke rumah Nenek dan Kakek mereka.
19. Ketika tiba di rumah nenek dan kakeknya, Syahdu bertemu dan berbincang-bincang dengan nenek dan kakeknya.
20. Sementara itu, Andi pamit untuk pulang.
21. Pada pagi harinya, Syahdu membuka jendela kamarnya dan melihat Laki-laki yang ditemuinya di Stasiun kemarin sedang berjalan.
22. Syahdu meminta Andi untuk mengantarkannya jalan-jalan keliling desa nenek dan kakeknya guna menemui laki-laki tersebut.
23. Ketika Syahdu duduk di sebuah bangku yang terbuat dari besi, Syahdu melihat laki-laki yang ditemuinya kemarin.
24. Saat Syahdu menanyakan nama dan tempat tinggal laki-laki tersebut kepada Andi, Andi tidak menjawab pertanyaan Syahdu dan memintanya agar sabar menunggu ketika malam hari.
25. Andi dan Syahdu pulang ke rumah nenek dan kakek mereka.
26. Pada malam harinya, Syahdu dan Andi berangkat ke masjid untuk menemui laki-laki tersebut.
27. Andi memberitahu nama laki-laki tersebut kepada Syahdu. Namanya, Ifand.
28. Andi meminta Syahdu agar pulang sendiri berjalan kaki.
29. Dalam perjalanan pulang ke rumah nenek dan kakeknya, Syahdu bertemu dengan dua gadis desa tersebut yang hendak mengikuti tadaruss.
30. Setelah bertemu dengan dua gadis tersebut, Syahdu betemu dengan Ifand.
31. Syahdu berbincang-bincang dengan Ifand kemudian pamit untuk pulang.
32. Setiap hari, Syahdu dan Ifand berkomunikasi lewat pesan di handphone.
33. Pada suatu malam, Ifand mengajak Syahdu untuk bertemu.
34. Ifand pamit untuk pulang ketika suara adzan terdengar.
35. Sejak saat itu, Syahdu dan Ifand semakin akrab. Setiap hari, Syahdu dan Ifand selalu bersama. Mereka saling mencintai satu sama lain.
36. Suatu hari, Kakek Syahdu meminta agar Syahdu menjauh dari Ifand. Hal itu dikarenakan banyak warga desa yang membicarakan kedekatan mereka.
37. Dengan hati yang amat sedih dan terpukul, Syahdu memutuskan untuk pulang ke rumahnya di Probolinggo.
38. Andi mengantarkan Syahdu ke Stasiun.
39. Saat Syahdu sampai di rumahnya, Ratih mengatakan bahwa Ibu mereka dirawat di rumah sakit.
40. Syahdu dan Ratih pergi ke Rumah sakit untuk menemui Ibu mereka.
41. Ketika sampai di rumah sakit, Syahdu dan Ratih bertemu dengan Nazmi yang memang mengurusi pengobatan Ibu mereka.
42. Syahdu menuju ke kamar ibunya danberbincang-bincang dengan Ibunya.
43. Setelah menemui Ibunya, Syahdu menemui Nazmi guna meminjam uang untuk operasi Ibunya.
44. Nazmi menolak permintaan Syahdu dan hendak memberikan uang untuk operasi kepada Syahdu. Asalkan, syahdu mau menikah dengannya.
45. Dengan berat hati, Syahdu menikah dengan Nazmi.
46. Di tengah-tengah acara resepsi pernikahan, Ratih memberitahu Syahdu bahwa Ifand menelepon Syahdu.
47. Syahdu mengangkat telepon dari Ifand di kamar mandi.
48. Dengan terbata-bata karena menangis, Syahdu mengatakan kepada Ifand bahwa ia sudah menikah
49. Ifand menangis ketika Syahdu mengatakan kepadanya bahwa ia sudah menikah.
50. Pada malam harinya, Nazmi marah besar terhadap Syahdu dan mengusir Syahdu dari rumahnya karena Syahdu mengatakan bahwa ia masih berhubungan dengan Ifand.
51. Pada pagi harinya, Syahdu pulang ke rumahnya dan mencurahkan semua isi hatinya kepada Ibunya.
52. Ktika Ibu Ifand menawarinya sebuah bantuan, Ifand meminta Ibunya agar mencarikan ia seorang istri baik yang menurut ibunya.
53. Syahdu menangis saat mendengar kabar dari Ifand bahwa Ifand akan menikah.
54. Ratih berusaha untuk menenangkan kakaknya.
55. Saat hari pernikahan Ifand tiba, Syahdu menangis ketika Ifand meneleponnya.
56. Setelah Ifand menikah, Syahdu frustasi dan sangat sedih. Setiap hari Syahdu menyendiri dan melamun.
57. Sementara itu, Meski sudah menikah, Ifand masih tidak bisa melupakan Syahdu.
58. Pada suatu hari, Ratih menulis surat untuk Ifand yang berisi tentang kondisi Syahdu.
59. Ketika surat yang Ratih kirim sudah sampai, Sofia (istri Ifand) memberikan surat tersebut kepada Ifand.
60. Setelah membaca surat tersebut, Ifand merasa sedih dengan keadaan Syahdu saat ini.
61. Sofia melepas kepergian suaminya ke rumah Syahdu.
62. Saat Ratih sedang menyapu halaman rumahnya, Ifand tiba-tiba datang.
63. Ratih mempersilahkan Ifand masuk dan menemui Syahdu.
64. Syahdu sesekali mengeluarkan airmatanya saat ia berbincang-bincang dengan Ifand.
65. Ifand merasakan hatinya hancur karena melihat orang yang dicintainya menangis.
66. Syahdu meminta kepada Ifand agar ia menjadi istri Ifand atau selalu berada di sisi Ifand.
67. Ifand menolak permintaan Sayhdu karena tidak ingin menyakiti hati istrinya.
68. Di rumahnya, Sofia menangis ketika membaca surat pemberian Ratih yang ditujukan kepada Ifand.
69. Sofia meminta Ifand untuk membawa Syahdu ke Pekalongan.
70. Setelah meminta izin pada Ibu Syahdu, Ifand membawa Syahdu ke Pekalongan.
71. Ketika Sofia merasa kesepian, Ifand dan Syahdu akhirnya datang.
72. Syahdu merasa kagum pada Sofia karena Sofia adalah wanita yang sholihah.
73. Syahdu muntah-muntah ketika ia memakan makanan buatan Sofia.
74. Sofia meminta Syahdu untuk beristirahat.
75. Pada malam harinya, Sofia membangunkan Syahdu untuk sholat isya’.
76. Syahdu berlaku kasar kepada Sofia karena Syahdu bermimpi tentang masa lalunya.
77. Ketika Syahdu terbangun dan sadar akan perlakuannya kepada Sofia, Syahdu berlari menemui Sofia.
78. Syahdu menangis dan merasa menyesal saat ia mendapati Sofia sedang menangis di pelukan Ifand.
79. Pada pagi harinya, Syahdu meminta ma’af kepada Sofia atas perlakuannya semalam.
80. Sofia memaafkan kesalahan Syahduq.
81. Sofia meminta Ifand untuk menikahi Syahdu karena banyak orang yang membicarakan mereka.
82. Setelah mendapat restu dari Ibunya, Ifand menikahi Syahdu.
83. Ketika pernikahan berlangsung, Sofia tak kuasa membendung.
84. Pada malam harinya, Syahdu berada di dalam kamarnya bersama Ifand.
85. Ifand keluar dari kamar Syahdu.
86. Ifand memasuki kamar Sofia dan berusaha menenangkan Sofia karena Sofia menangis.
87. Ketika Syahdu sedang di dapur, Sofia memberitahu Syahdu bahwa Ifand sedang sakit.
88. Syahdu datang menemui Ifand yang sedang sakit.
89. Ifand meminta Syahdu dan Sofia untuk membiarkannya tidur sendiri.
90. Sofia khawatir terhadap Ifand yang saat itu tidak ditemani oleh siapapun.
91. Syahdu bangkit dari tidurnya untuk menemani Ifand.
92. Ketika sudah sampai di kamar Ifand, Syahdu kembali lagi ke kamarnya.
93. Sofia menemani Ifand karena Syahdu memintanya agar ia yang menemani Ifand.
94. Pada pagi harinya, Syahdu mendapati Ifand sedang melaksanakan sholat dengan Sofia.
95. Syahdu marah karena ia merasa cemburu dan tidak pernah dianggap oleh Ifand.
96. Terjadi pertengkaran antara Syahdu dan Ifand.
97. Syahdu meminta Ifand untuk memilih salah satu diantara ia dan Sofia. Namun, Ifand tidak bisa memilihnya.
98. Syahdu tak kuasa menahan tangisnya ketika Ifand berkata bahwa Sofialah yang memintanya membawa Syahdu ke Pekalongan dan menikahinya.
99. Syahdu pergi dari rumah Ifand.
100. Syahdu tetap pergi meski Sofia berusaha untuk mencegah kepergiannya.
101. Ifand merasa terpukul dengan kepergian Syahdu. Sampai-sampai, Ia mengenggam photo Syahdu ketika ia sedang tidur.
102. Pada pagi harinya, Sofia menyiapkan sarapan sambil menonton sebuah tayangan berita di televisi.
103. Sofia memecahkan sebuah cangkir yang berisi kopi buatannya ketika ia mendapati nama “Syahdu Nazwa Mutia” tercantum pada korban dalam kecelakaan kereta api kelas ekonomi di desa sukosari yang ia tonton beritanya di televisi.
104. Sofia dan Ifand pergi ke rumah sakit untuk mencari Syahdu.
105. Sofia dan Ifand semakin terpukul saat Sofia menemukan kerudung yang dipakai Syahdu pada saat Syahdu pergi.
106. Sofia pingsan ketika ia dan Ifand menemukan nama Syahdu dalam daftar korban meninggal pada kecelakaan kereta api tersebut.
107. Setahun kemudian, dalam tidurnya, Sofia bermimpi melihat Syahdu.
108. Sofia meminta izin kepada Ifand untuk pergi menemui Ratih dan Ibu Syahdu.
109. Ifand melarang Sofia. Namun, Sofia tetap bersikeras.
110. Ketika sampai di rumah Syahdu, Sofia bertemu dengan Ibu Syahdu.
111. Sofia merasa heran ketika Ibu Syahdu mengatakan Ifand pada saat terdengar suara seorang bayi menangis.
112. Sofia masuk ke dalam rumah Syahdu lalu memasuki kamar Syahdu.
113. Sofia benar-benar kaget saat ia tau siapa bayi yang didendong oleh Ibu Syahdu tersebut.
114. Sofia berbincang-bincang dengan Ibu Syahdu dan menanyakan keberadaan Syahdu.
115. Sofia pergi ke rumah sakit karena Ibu Syahdu mengatakan bahwa Syahdu sedang dirawat dirumah sakit.
116. Ketika sampai di rumah sakit, Sofia bertemu dengan Ratih.
117. ketika Sofia hendak bertanya tentang penyakit yang diderita Syahdu, Ratih mengatakan kepada Sofia bahwa Syahdu terkena kanker rahim.
118. Saat Sofia sudah sampai di rumahnya di pekalongan, ia mengatakan kondisi yang sebenarnya kepada Ifand.
119. Ifand sangat bersyukur ketika ia tau bahwa Syahdu masih hidup.
120. Setelah Sofia memberitahu Ifand tentang anaknya, Ifand berniat untuk menemui Syahdu demi anaknya.
121. Pada saat Ifand dan Sofia tiba di rumah sakit, Dokter sedang berusaha untuk mempertahankan nyawa Syahdu.
122. Syahdu sangat senang ketika ia tahu bahwa Ifand dan Sofia berada di sisinya.
123. Dengan terbata-bata Syahdu mengucapkan terima kasih kepada Sofia dan meminta ma’af kepada Ibunya.
124. Setelah itu, Syahdu menyampaikan pesannya kepada Ifand.
125. Dengan terbata-bata, Syahdu mengikuti Ifand yang menuntunnya mengucapkan syahadat.
126. Syahdu menghembuskan nafas terakhirnya.
127. Orang-orang yang berada di sekitar Syahdu menangis karena kepergian Syahdu.
No comments:
Post a Comment