Monday, 9 May 2016

Kumpulan Sajak Tere Liye

Kumpulan Sajak Darwis Tere Liye | Sajak-sajak Puitis | Motivasi | Persahabatan | Cinta | Nilai-nilai Kehidupan

*Sajak "Embun & Perasaan"
Kenapa embun itu indah,
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun

Kenapa purnama itu elok,
Karena bulan balas menatap di angkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagu purnama


Aduhai, mengapa sunset itu menakjubkan
Karena matahari menggelayut malas di kaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak

Mengapa pagi itu menenteramkan dan dingin
Karena kabut mengambang di sekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi

Di dunia ini,
Duhai, ada banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap,
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka dia akan selalu spesial

Sama dengan kehidupan kita, perasaan kita,
Menyimpan perasaan itu indah
Karena penuh misteri dan menduga
Sekali dia tersampaikan, tidak ada lagi menyimpan

Menunggu seseorang itu elok
Karena kita terus berdiri setia
Sekali dia datang, tidak ada lagi menunggu
Bersabar itu sungguh menakjubkan
Karena kita terus berharap dan berdoa
Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dan kepastian

Sungguh tidak akan keliru bagi orang2 yang paham
Wahai, tahukah kita kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes,
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun.
Masa singkat yang begitu berharga

*Buku kumpulan sajak "Dikatakan Atau Tidak Dikatakan", (ilustrasi Emte) rilis serentak di toko2 buku seluruh Indonesia, tanggal 14 Agustus 2014. Gramedia Pustaka Utama

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sajak"Diam-diam"
Sungguh indah kisah seorang anak muda
Ketika jatuh cinta diam-diam
Tersipu malu saat tak sengaja bertemu
Melirik selintas, hampir terjatuh
Untuk kemudian berlarian menjauh
Menghela nafas tersengal
Tersenyum sendiri, meringis sendiri
Sungguh indah kisah seorang anak muda
Saat memendam perasaan sembunyi-sembunyi
Menuliskan puluhan sajak dalam diary
Juga menulis sajak saat menatap gerimis di depan rumah
Saat menatap bulan purnama
Menyimpan semuanya rapat-rapat
Penuh harap, juga penuh cemas
Amboi, sungguh menarik kisah seorang anak muda
Ketika jatuh cinta diam-diam
Rasa ingin tahu menyergapnya
Mudah menyimpulkan menjadi tabiatnya
Riang tanpa alasan adalah hal biasa
Sama biasanya dengan sedih tiba-tiba
Juga tidak selera makan, pun susah memejamkan mata
Yang ada dipikiran selalu dia
Dari dulu hingga kelak esok lusa
Begitulah kisah seorang anak muda
Saat jatuh cinta diam-diam
Maka tetaplah punya kehormatan perasaan
Jangan menabrak kesana-kemari
Apalagi sampai merusak diri-sendiri
Esok lusa,
Jika takdir telah menuliskannya
Yang pergi akan kembali
Yang dilupakan akan teringat lagi
Pun yang dilepaskan akan dimiliki
Dengan skenario terbaiknya
*Tere Liye

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*Sajak Kadang kita lupa

Ketika seseorang hadir dalam hidup kita,
Bukan berarti dia akan selalu bersama kita
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita belajar
Dari hal menyakitkan dan menyenangkan
Saat dia telah pergi kemudian

Ketika sebuah masalah melingkupi kita
Bukan berarti kita bisa mengatasinya segera,
Seperti minum obat langsung cespleng
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita bersabar
Menjadi lebih kuat dan kokoh
Untuk menghadapi masalah lebih besar lagi

Banyak sesuatu yang terlihat
Tapi sejatinya bukan demikian kelihatannya
Seringkali sesuatu yang kita pahami
Namun sesungguhnya tidak begitu hakikatnya
Misalnya,
Jatuh cinta itu kadang memang mudah
Tapi menjaganya abadi adalah sejatinya
Cinta pertama itu memang indah
Namun cinta terakhir selama-lamanya adalah hakikatnya

Semoga kita tidak melupakan yang satu ini.

*Tere Liye

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sajak "Saat hujan"

Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
berdebam suaranya memekakkan telinga
 agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak

Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
 agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari

Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah kemana
 agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu

 Dan, menangislah saat hujan,
 ketika air membasuh wajah
 agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan

 Perasaan adalah perasaan,
 Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
 Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
 Tidak berkurang satu helai pun nilainya
 Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya

 Perasaan adalah perasaan,
 Hidup bersamanya bukan kemalangan,
 Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
 betapa indahnya dunia ini?

 Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
 Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah

 Maka nasehat lama itu benar sekali,
 Menangislah saat hujan,
 ketika air membasuh wajah
 agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
*Tere Liye
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Saat senja datang,
Apakah Bumi yang pergi meninggalkan
Atau Matahari yang mengucapkan selamat tinggal?

Saat purnama tinggi,
Apakah Bumi yang menatap rindu
Atau Rembulan yang menatap kangen?

Saat hujan turun,
Apakah awan yang berlarian tak sabar
Atau Bumi yang menyambut riang?

Entahlah.

Saat dua sahabat lama bertemu
Siapa yang menunggu, siapa yang datang
Jika dua-duanya berpelukan erat

Saat dua musuh berperang
Siapa yang memulai, siapa yang mengakhiri
Jika dua-duanya sama-sama binasa

Pun, saat sebuah hubungan terputus
Siapa yang pergi, siapa yang ditinggal
Jika dua-duanya sama2 terluka

Entahlah.”
― Tere Liye

No comments:

Post a Comment