Tuesday, 28 June 2016

في القواعد الفقهية : Kaidah Ketiga

في القواعد الفقهية

قَالَ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّماَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Rasulullah Saw. bersabda :
“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung dari beberapa niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapat apa yang telah diniatkannya.” (HR. Imam Bukhari)

Dari hadits ini dapat diperoleh qaidah-qaidah fiqih
3. Qaidah yang ketiga
مَا يُشْتَرَطُ التَّعَرُّضُ لَهُ جُمْلَةً وَلَا يُشْتَرَطُ تَعْيِيْنُهُ تَفْصِيْلًا إِذَاعَيَّنَهُ وَ أَخْطَأَ ضَرَّ
“Perkara yang disyaratkan disebut secara global dan tidak diharuskan ditentukan secara rinci, ketika salah dalam menentukannya maka hal itu membahayakan ibadahnya tersebut atau tidak sah.”


Contoh :
1. Seorang yang makmum kepada Zaid ternyata imamnya adalah Amar, maka jamaahnya tidak sah karena dia mentiadakan pada Amr. Dengan niatnya bermakmum pada Zaid, maka jamaahnya dengan Amr tanpa niat.
Dalam sholat berjamaah itu tidak disyaratkan menentukan imam, dan hanya disyaratkan niat berjamaah bahkan yang lain.

2. Seseorang berniat menyolati Bakar ternyata yang disholati adalah Kholid atau pada mayit, dan ternyata mayitnya perempuan, atau sebaliknya. Maka sholat mayitnya tidak sah. Dalam sholat mayit tidak ditentukan menyebutkan nama mayit. Cukup hanya niat sholat atas mayit saja.

3. Orang yang sholat atas mayit yang banyak dalam hal ini tidak diwajibkan menyatakan jumlahnya. Maka jika meyakini jumlahnya 10 kemudian ternyata lebih banyak dari itu, maka harus mengulang sholat atas seluruh mayit. Karena di antara mereka terdapat mayit yang belum disholati dan tidak jelas yang mana.

4. Tidak disyaratkan menyatakan jumlah rakaat, maka jika niat sholat dzuhur dengan niat 5 atau 3 rakaat, maka sholatnya tidak sah.

5. Menentukan zakat maal (harta benda) yang gaib atau tidak di tempat yang ternyata hartanya telah rusak, maka zakat itu tidak boleh atau tidak cukup untuk menzakati hartanya yang hadir atau di sisinya.



No comments:

Post a Comment